Korban Dijaga Ketat Aparat Bersenjata


Minggu, 20 Desember 2009 | 15:17 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Ichwan Susanto

JAYAPURA, KOMPAS.com - Korban penembakan di perbatasan Papua dan Papua Nugini, Fadli hingga kini masih dirawat intensif di ruang Cenderawasih 4 Rumah Sakit TNI Marthen Indey, Aryoko Jayapura, Minggu (20/12). Dua polisi bersenjata laras panjang ditempatkan di ruangan untuk melarang orang yang tidak berkepentingan melihat/menjenguk korban.

Mereka juga melarang wartawan yang akan mewawancarai serta mengambil gambar korban di dalam ruangan rawat inap. "Mana surat resmi dari pimpinan (Polda Papua)," ujar seorang penjaga kepada wartawan. Akhirnya, wartawan balik-kanan dan meminta konfirmasi ke pejabat Polda Papua.

Saat dicegat wartawan di kantornya, Wakil Kepala Polda Papua Brigadir Jenderal Syafei Aksal menolak berkomentar. "Ada Kepala Polda di sini (Jayapura), jadi lebih baik ke beliau langsung. Maaf ya," ujar Syafei sambil masuk ke mobil dinasnya.

Saat hendak ditemui, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Bekto Suprapto tidak berada di ruangan. Menurut seorang stafnya, Bekto sedang mengecek lokasi penembakan di Skouw Wutung, perbatasan Papua-PNG.

Hingga kini, belum ada yang dapat dikonfirmasi tekait perkembangan insiden penembakan itu. Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Letnan Kolonel (Inf) Susilo belum mengangkat ponselnya. Demikian Komandan Kodim 1701 Jayapura Letnan Kolonel (Inf) Imam Santosa ponselnya tak dapat dihubungi.

Kompas ingin menanyakan kepada keduanya terkait insiden penembakan yang berlangsung hanya berjarak 300 meter dari Kantor Utama Penjagaan Perbatasan yang diperkuat personel TNI, polisi, serta petugas imigrasi.

Sementara itu, barang bukti berupa mobil Toyota Innova DS 1640 JL ditempatkan di halaman Markas Polresta Jayapura. Sedangkan korban penembakan yang meninggal dunia, Abdul Muksin telah selesai diotopsi semalam. Minggu pagi tadi, jenazahnya telah dimakamkan di Jayapura.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Korban Dijaga Ketat Aparat Bersenjata"